Mengkudu ( Morinda citrifolia L) termasuk kedalam famili Rubiaceae.
Tanaman ini disebut juga dengan eodu, eoru (Enggano); kemudee
(Aceh); lengkudu (Gayo); bangkudu (Alas); bengkudu (Batak); makudu
(Nias); neteu (Mentawai); bingkudu, mangkudu (Minangkabau); mekudu
(Lampung); mangkudu (Dayak); kudu, cangkudu (Sunda); kemudu, kudu,
pace (Jawa); kodhuk (Madura); manakudu (roti).
Pohon, batangnya tegak, berkayu, tingginya 3-8m, percabangannya banyak, cabang kaku, kasar dan mudah patah. Kulit batang berwarna coklat. Bentuk daun bulat telur sampai elips, hijau tua, duduk daun bersilang berhadapan, panjangnya 10-40cm, dan le-barnya 5-17cm.
Bunga berbentuk bonggol, keluar dari ketiak daun. Mahkota bunga berbentuk tabung seperti terompet. Buahnya berbentuk buah buni, bertangkai pendek, bentuknya bulat sampai lonjong, panjang 5-10cm. Permukaan kulit buah tidak rata, berbintik-bintik dan berkutil. Kulit buah muda berwarna hijau, mengkilap. Buah tua hijau agak menguning, menjelang matang kulitnya berwarna putih, mengkilap dan transparan. Buah yang matang dagingnya
lunak berair dan baunya spesifik.
Bahan aktif yang terkandung dalam dalam daging buah adalah zat terpenoid, yaitu
hidrokarbon isometric yang terdapat pada lemak atau minyak esensial yang berperan dalam proses sintetik organic dalam tubuh manusia.
Buah mengkudu kaya akan senyawa aktif seperti xeronine dan proxeronine. Didalam akar terkandung antrakuinon (damnakantal) yang berfungsi sebagai antiseptic, antibakteri dan zat dan anti kanker, senyawa morindin dan morindon sebagai antibakteri dan zat pewarna.
Di dalam daun terkandung antrakuinon, glikosida (flavonol, glikosida dan lain-lain) sebagai anti kanker dan karotin merupakan sumber vitamin.
Dalam pengobatan tradisional tanaman ini berkhasiat untuk mengobati tekanan darah
tinggi, mengobati radang usus, mengobati radang empedu, meredakan gangguan pernapasan dan batuk, untuk membersihkan dan mengilangkan ketombe (buah), mengobati disentri, memperbaiki system pencernaan (daun) (ds-KaDO)