Untitled DocumentBeranda » Artikel & Tips » Manfaat Brotowali pada Pengobatan TradisionalManfaat Brotowali pada Pengobatan Tradisional 09 Nov 2015
Brotowali ( Tinnospora crispa L.) termasuk kedalam famili Menisfermaceae.
Tanaman ini disebut juga dengan andawali (Sunda); brotowali, putrowali (Jawa); akar putarwali, peta wali (Malaysia); maka buahang (Filipina).
Termasuk tanaman perdu, merambat, panjang batang mencapai 2,5 m, berwarna
coklat, pada batang terdapat benjolan rapat, kulitnya mudah terkelupas. Daun bertangkai, bentuknya seperti payung, atau agak bundar telur, berujung lancip. Perbungaan berbentuk tandan. Bunga
bergagang pendek, buah berwarna jingga, panjangnya kurang lebih 8 cm. Batang brotowali mengandung senyawa pikroretin, barberin, tinokrisposid, saponin, tannin, kolumbin, palmatin, kaempferol dan pati.
Senyawa lain berupa tinosporine, tinospordine, N-trans-feruloyl tryamine,
N-cis-feruloyl tyramine, tinobuberide borapetoside A, borapetol A
ceryl alcohol, berasitosterol, stigmasterol, dan phytosterol.
Daunnya mengandung semacam alkaloida dan suatu zat yang disebut boorsma. Zat
ini belum dikenal wujud dan rumus bangunnya namun diketahui mengandung N dalam jumlah yang tinggi. Pada akar terdapat berberine dan columbine.
Dalam pengobatan tradisional tanaman ini banyak digunakan untuk menurunkan
gula darah, kudis, gatal-gatal pada kulit, dan menambah nafsu makan (ds-KaDO)